Penutupan Dies Natalis ke-63 Universitas Diponegoro dilakukan secara Virtual
SEMARANG –Rangkaian acara Dies Natalis ke-63 UniversitasDiponegoro (UNDIP) Semarang berlangsung pada Minggu (23/11/2020). Dalam acara
ini digelar khotmil Quran, pengajian,
istighotsah dan doa untuk keselamatan bangsa. Acara yang digelar secara secara
daring dengan menghadirkan pembicara KH Yahya Al Mutamakkin, Khodimul Mahad
Madinah Munawwarah. Rektor Undip Prof Dr Yos Johan Utama SH MHum, mahasiswa
penghafal Alquran dan masyarakat, para dosen, serta wakil rektor dan civitas
akademica UNDIP.
Acara dibuka Wakil Ketua Dies Natalis ke-63 Undip, Dr
Budiyono yang merupakan Dekan FKM Undip. ‘’Semoga istighotsah dan doa bersama
ini, bisa untuk keselamatan dan
mendapatkan berkah dan diridoi Allah dan bermanfaat bagi civitas
akademica dan bangsa Indonesia,’’ Jelas Beliau. Dalam kesempatan yang sama,
Rektor UNDIP Prof. Dr. Yos Johan Utama S.H., MHum. mengatakan dipilihnya judul
istigotsah untuk keselamatan bangsa, diharapkan bisa menjadi doa untuk
keselamatan seluruh umat. ‘’Mari kita ucapkan syukur atas perlindungan dan
nikmat dari Allah SWT. Di tengah-tengah pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung,
kita tidak bisa diam. Kita mempunyai kewajiban untuk menyelamatkan bangsa dan
negara Indonesia. Menyelematkan bisa dalam bentuk fisik dan non fisik.”ujar beliau.
Prof. Yos Johan juga menambahkan bahwa Istighotsah dapat melindungi bangsa dari
perpecahan. Melihat keadaan negara lain, seperti Timur Tengah yang dulunya aman,
kemudian dirongrong dari sejumlah hal, seperti dari yang bersumber agama. “Maka
kita harus bisa dan pandai memilih dan memilah melihat situasi sekarang ini,’’
tegas beliau
Menurut Rektor, digelarnya acara istighotsah tujuannya untuk
keselamatan bangsa dan negara ‘’Yakni agar Allah meridoi kita, baik skala besar
dan kecil dalam rangka menyelamatkan dari bangsa ini. Juga terbebas dari
Covid-19.’’Rektor menyatir adanya dinamika politik yang merugikan bangsa kita.
‘’Kita harus bisa memilah yang baik dan benar. Khususnya untuk UNDIP, istighotsah agar UNDIP selalu dapat ridho Allah,
dilancarkan kebaikan,’’ jelas beliau
Sementara itu KH Yahya Al Mutamakkin juga
bercerita tentang perjalanan Pangeran
Diponegoro yang juga belajar agama pada sejumlah guru. ‘’Maka penting bagi
mahasiswa atau dosen walaupun sibuk, tetap harus mempelajari agama untuk
benteng berperilaku. Ini penting, sebab orang kalau sudah cinta dunia, awal dari kesalahan. Jika
tendensinya dunia, maka tinggal menunggu kesalahan-kesalahan dunia. Akan jadi
komunitas saling bertengkar dan bisa sampai membunuh gara-gara dunia,’’ kata
Kyai Haji Yahya. Beliau menambahkan, dunia hanya sedikit dan sebentar. Jika di
dunia banyak menghalalkan segala cara, tidak ada gunanya. Padahal, kita tidak
sadar bisa saja, besok pagi dijemput malaikat maut. Oleh karena itu, dia
mengingatkan kita semua untuk terus berhati-hati.
KH Yahya Al Mutamakkin berpesan agar Jadikan bekerja semata-mata
pengabdian, murni untuk Allah SWT kepada para dosen, mahasiswa dan ilmuwan. Haruslah
disadari bahwa hakekatnya ibadah untuk
bekal akhirat. Alah senang yang suci dan bersih, Dia tidak menerima amal yang
tidak bersih. Karena itu, jangan bekerja untuk popularitas dan jabatan.
#universitasdiponegoro #undip #undipjaya #undipexcellent
#diesnataliske63undip #semarang #undipgoesworldclassuniversity
Sumber artikel : web undip
Komentar
Posting Komentar